Contoh Teks Anekdot Kisah Kerajaan
Kerajaan dan Seteguk Air
Suatu hari, Raja Harun Al Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. la ingin meminta nasihat kepada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja. Setelah bertemu dengan Bahlul, katanya, “Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!”
Bahlul berkata, “Katakan padaku, wahai Raja, kalau Tuan Raja kebetulan berada di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?”
“Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan itu kepadanya?” tanya Bahlul lagi.
“Tentu,” jawab sang Raja.
“Jika setelah minum air itu, ternyata Tuan terkena penyakit yang mengancam jiwa Tuan Raja, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?” tanya Bahlul melanjutkan.
“Ya, setengahnya lagi,” jawab sang Raja.
“Oh, kalau begitu, Tuan Raja jangan terlalu sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air.
Nilai yang dapat diambil dari contoh teks anekdot di atas adalah lebih berhati-hati ketika menjawab pertanyaan dari seseorang, karena bisa saja pertanyaan tersebut adalah jebakan yang dapat membuka watak asli atau keburukan dari orang yang ditanya. Selain itu, hendaknya sebagai pemimpin tidak boleh sombong dan lebih bijak dalam membuat keputusan.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Pidato Beserta Struktur, Tujuan, dan Jenis
Contoh Teks Anekdot Lucu
Sekarang Pukul Berapa?
Seorang gelandangan tidur di taman. Ia dibangunkan setelah tidur selama 5 menit oleh seorang pria. “Permisi. Apakah Anda tahu pukul berapa sekarang?” Gelandang itu menjawab, “Maaf saya tidak punya jam tangan, jadi saya tidak tahu sekarang pukul berapa.” Pria itu meminta maaf karena membangunkan gelandangan itu, lalu melangkah pergi. Gelandang itu kembali melanjutkan tidurnya. Setelah beberapa saat, Ia dibangunkan oleh seorang wanita, yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya.
Wanita itu berkata, “Maaf mengganggu tidur Anda, tetapi sepertinya saya kehilangan jam tangan saya. Apa Anda tahu sekarang pukul berapa?” Gelandang itu sedikit kesal karena dibangunkan lagi, tetapi dia dengan sopan memberi tahu wanita itu bahwa dia tidak punya jam tangan dan tidak tahu pukul berapa.
Setelah wanita itu pergi, gelandangan itu punya ide. Ia membuka tas miliknya dan mengeluarkan pena dan selembar kertas. Di kertas itu, Ia menulis, ‘Saya tidak punya jam tangan. Saya tidak tahu sekarang pukul berapa.’
Ia kemudian menggantungkan kertas itu di lehernya dan kembali melanjutkan tidurnya. Setelah sekitar 15 menit, seorang polisi yang sedang berjalan di taman melihat gelandangan tertidur di bangku, dan membaca tulisan yang digantung di lehernya.
Polisi itu membangunkan si gelandangan dan berkata, “Saya membaca tulisan yang digantung di leher Anda. Saya pikir Anda ingin tahu bahwa sekarang pukul 14.30.”
Makna teks anekdot lucu di atas memberi penjelasan bahwa seorang gelandangan berusaha untuk tidur, tapi selalu diganggu oleh orang-orang yang melewatinya dengan menanyakan pukul berapa saat itu. Ia memiliki ide agar orang-orang berhenti mengganggu tidurnya dengan menuliskan informasi bahwa ia tidak tahu pukul berapa saat itu, sehingga orang-orang tidak akan menanyakannya. Namun, ada seorang polisi yang mengira bahwa gelandangan tersebut ingin mengetahui pukul berapa saat itu.
Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot di atas adalah dengan tidak menganggap semua orang berpikiran hal yang sama dan mudah mengambil kesimpulan. Jikalau gelandangan tersebut tidak berpikiran semua orang akan mengganggu tidurnya, maka ia tidak akan menulis ia tidak tahu pukul berapa, sehingga tidak akan dibangunkan oleh polisi.
Contoh Teks Anekdot Mengkritik Fasilitas
Seorang guru sedang mengabsen anak muridnya sebelum memulai pelajaran.
Pak guru tidak mendapat jawaban. Tiba-tiba, Gulman pun masuk ke kelas.
Guru: “Abis dari mana saja kamu, Gulman?”
Gulman: “Maaf pak, tadi saya habis sarapan di warung depan sekolah.”
Guru: “Loh, ngapain kamu jauh-jauh ke sana. Kita kan sudah punya kantin di seberang UKS.”
Gulman: “Itu kantin, pak? Saay kira petakan, kecil banget!”
Para murid pun tertawa mendengar jawaban Gulman).
Teks anekdot di atas bukan sepenuhnya humor, ya. Penulis menyelipkan kritik terhadap suatu hal, yaitu kantin sekolah yang dianggapnya terlalu kecil. Pada teks, Gulman mengungkapkan sindiran dengan menyamakan kantin sekolah dengan sebuah petakan.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Seseorang
Menyambung Kabel Telepon
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Fathan menemukan salah satu pamannya yang sangat kaya dan tidak memiliki anak, meninggal dan meninggalkan banyak uang untuknya, jadi dia memutuskan untuk mendirikan agen perumahannya sendiri.
Fathan menemukan kantor yang bagus. Ia membeli beberapa perabot baru dan pindah ke sana. Ia baru berada di sana selama beberapa jam ketika dia mendengar seseorang datang ke pintu kantornya.
“Itu pasti pelanggan pertamaku,” pikir Fathan. Ia segera mengangkat telepon dan berpura-pura sangat sibuk menjawab panggilan penting dari seseorang di Jakarta Utara yang ingin membeli rumah besar dan mahal di daerah tersebut.
Pria itu mengetuk pintu, masuk dan menunggu dengan sopan sampai Fathan menyelesaikan percakapannya di telepon. Kemudian pria itu berkata kepada Fathan, “Saya dari perusahaan telepon dan saya dikirim ke sini untuk menyambungkan kabel telepon Anda.”
Pada contoh teks anekdot di atas, cerita tersebut membahas dengan jelas mengenai Fathan yang ingin menyombongkan diri dengan berpura-pura sibuk menerima telepon. Namun petugas perusahaan telepon yang melihat Fathan tahu bahwa telepon di gedung itu tidak berfungsi. Contoh teks anekdot tersebut memberi konteks siapa itu Fathan dan apa yang sedang dia lakukan, sehingga pembaca dapat memahami makna ceritanya. Hal yang bisa kamu pelajari dari cerita ini adalah untuk tidak berusaha sombong dan mengetahui situasi yang kamu hadapi.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Negosiasi beserta Jenis dan Strukturnya
Contoh Teks Anekdot Transaksi Ekonomi
Antrean di Supermarket
Suatu hari di sebuah supermarket, ada tiga orang yang sedang antre di kasir untuk membayar belanjaan mereka. Mereka adalah seorang pekerja kantoran, seorang tukang bangunan, dan seorang ibu rumah tangga.
Pekerja kantoran mengeluarkan dompetnya dan membayar dengan kartu kredit. Sementara, tukang bangunan menghitung uang kertas dengan hati-hati untuk membayar belanjanya. Sedangkan, ibu rumah tangga dengan cermat memisahkan uang receh yang ia kumpulkan sepanjang minggu.
Saat giliran ibu rumah tangga untuk membayar, kasir tiba-tiba berkata, “Maaf, pembayaran dengan koin tidak diperbolehkan.” Ibu rumah tangga itu kikuk dan memandang uang recehnya yang sudah ia susun rapi.
Mendengar itu, tukang bangunan yang berdiri di sampingnya berkata, “Tidak masalah, saya akan membantu.” Dia mengeluarkan beberapa uang kertas tambahan dan menukarkannya dengan uang receh ibu rumah tangga.
Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot di atas adalah meskipun mereka semua sedang berada di tempat yang sama untuk membeli barang, tetapi pengalaman dan kenyamanan mereka dalam bertransaksi berbeda jauh.
Pekerja kantoran menyadari keuntungan menggunakan kartu kredit, tukang bangunan mengetahui pentingnya memiliki uang dalam bentuk yang berbeda, dan ibu rumah tangga merasa dihargai karena ada seseorang yang peduli dengan situasinya.
Baca Juga: Teks Biografi: Pengertian, Struktur, Ciri & Contohnya
Contoh Teks Anekdot Kuliner
Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita, Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget, ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya.
Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya cicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli! Karena penasaran, maka saya bertanya:
“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?”
“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya.
“Emang nangkanya impor dari mana?”
Terdapat dua makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini. Pertama, terkadang persepsi bisa dipengaruhi oleh lokasi tertentu. Bisa jadi, gudeg yang dibeli di Amsterdam terkesan lebih enak karena harganya lebih mahal. Kedua, fakta bahwa ternyata nangkanya diimpor dari Yogya menandakan bahwa sebenarnya kualitas nangka tersebut sama bagusnya, hanya saja, bisa jadi racikan yang memasak gudeg di Belanda lebih enak dari yang di Yogya.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Debat Singkat beserta Ciri & Kaidah Kebahasaan
Contoh Teks Anekdot tentang Status Sosial
Penjual Kue Yang Hebat
Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.
Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”
“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”
Makna tersirat dari teks anekdot di atas adalah ketidakseimbangan kondisi ekonomi dalam masyarakat sosial. Hal ini bisa kamu ketahui bahwa anak-anak dari karakter nenek harus turut berjualan kue juga. Maka dari itu, kamu harus bisa belajar lebih giat dan menjadi seseorang yang bermanfaat, sehingga bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.
Contoh Teks Anekdot tentang Politik
Amar: “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Amir: “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”
Amar: “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di Indonesia.”
Amir: “Hah, baju termahal di Indonesia? Baju apa itu?”
Amar: “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Amir: “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)
Amar: “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Amir: “Ooohh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku.”
Cerita anekdot di atas membahas mengenai sindiran terhadap para politisi yang melakukan tindakan korupsi. Amar menyampaikan kalau para politisi sangat kaya raya, sampai bisa membeli baju termahal di Indonesia. Alih-alih, itu adalah baju tahanan KPK yang dipakai karena habis mengambil uang negara milyaran rupiah.
Contoh Teks Anekdot Sindiran (2)
Suatu hari, Pak Anwar menerima telefon yang mengaku dari salah satu acara televisi.
Presenter: “Halo, dengan siapa di sini?”
Pak Anwar: “Dengan Bapak Anwar”
Presenter: “Oh, Bapak Anwar. Apakah bapak ingin mendapatkan uang tunai sebesar 3 juta rupiah?”
Pak Anwar: “Wah, mau banget! Gimana caranya?”
Presenter: “Kerja, Pak!”
Percakapan singkat di atas merupakan dialog anekdot yang berisi sindiran halus bahwa sangat mudah tergiur untuk mendapat uang, tapi harus ingat bahwa cara terbaik untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja.
adjar.id - Contoh slogan dapat dengan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya, contoh-contoh slogan dipasang di berbagai tempat strategis yang banyak didatangi orang, Adjarian.
Misalnya saja slogan bertema pendidikan yang dapat mudah dilihat di sekitar lingkungan sekolah.
Slogan sendiri adalah kalimat singkat, mencolok, dan dapat mudah diingat.
Tujuan slogan bisa bermacam-macam, misalnya untuk promosi iklan, motivasi, dan sebagainya.
Tujuan tersebut tergantung pada konten atau isi.
Meskipun disusun dengan kalimat yang padat dan singkat, setiap slogan memiliki makna tersendiri.
Nah, di bawah ini ada beberapa contoh slogan pendidikan dan maknanya.
Selain bisa dipelajari, slogan pendidikan di bawah ini juga dapat dijadikan motivasi. Simak, yuk!
Contoh Slogan dan Maknanya
1. Carilah ilmu sampai ke negeri Tiongkok.
Baca Juga: Slogan: Pengertian, Jenis, Unsur, Tujuan, dan Contoh-contohnya
Makna: Raih ilmu setinggi dan seluas mungkin, tak masalah jika harus sampai ke luar negeri.
2. Cerdas dan beriman merupakan simbol generasi muda Indonesia.
Makna: Sebagai generasi muda penerus estafet bangsa, para pemuda harus mencerminkan kecerdasan dan keimanan.
3. Gantungkan cita-cita setinggi mungkin.
Makna: Setiap individu hendaknya dapat memiliki mimpi dan cita-cita setinggi mungkin didasari dengan prisip yang kuat, supaya tidak mudah dihalangi orang lain.
4. Sekolah yang bermutu mencetak generasi berilmu.
Makna: Sekolah dengan pendidik yang berkualitas dan sarana prasarana memadai akan mencetak generasi yang berilmu.
5. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Makna: Kegagalan hendaknya dijadikan sebagai pelajaran untuk bersiap menghadapi kesuksesan ke depannya.
6. Tak ada bangsa yang berani menjajah bangsa berilmu.
Makna: Jika sebuah bangsa berilmu, maka tidak akan mudah ditipu dan dijajah oleh bangsa lain.
Baca Juga: Mengenal Iklan: Pengertian, Kaidah Kebahasaan, dan Strukturnya
7. Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai.
Makna: Semakin banyak berbuat baik, maka kita akan mendapat hasil yang sebanding, begitu pula sebaliknya.
8. Buku adalah jendela dunia.
Makna: Membaca buku akan memperluas wawasan kita.
9. Tak ada orang berilmu yang menyesal.
Makna: Semakin banyak belajar, maka semakin banyak hal yang kita ketahui, tidak ada ilmu yang sia-sia.
10. Tak ada harta yang kekal kecuali ilmu.
Makna: Sebanyak apapun harta yang kita miliki, pasti akan habis, tetapi tidak dengan ilmu. Semakin banyak kita berbagi ilmu, justru malah semakin bertambah.
Nah, itulah beberapa contoh slogan dan maknanya, Adjarian.
Bagaimana ya caranya agar kita tahu bahwa sebuah teks disebut sebagai teks anekdot? Mari kita cari tahu ciri-ciri, struktur, dan contoh teks anekdot di artikel Bahasa Indonesia kelas 10 ini!
Pernah nggak ketika kamu lagi kerja kelompok, salah seorang temanmu memiliki bau badan yang kurang sedap? Hmm… tentunya bukan karena belum mandi 5 bulan, ya, hehehe.
Setelah ditahan-tahan ternyata bau tersebut lama-lama nusuk banget, tetapi karena takut menyakiti hatinya, kamu nggak berani untuk menegur temanmu itu.
Masalahnya, kalau terus ditahan bisa saja kamu dan anggota kelompokmu yang lain makin nggak nyaman. Nah, sebenarnya kamu bisa lho memberi kritik ke temen kamu yang bau badan itu, tanpa perlu menyakiti hatinya. Caranya, mengkritik dengan sedikit balutan humor. Bentuk kritik yang ada humornya ini disebut sebagai anekdot.
Misalnya saja, seperti ini.
“Amel, kamu kayaknya rajin bantu mama kamu masak di dapur, ya?”
“Ah masa, sih? Nggak kok. Aku nggak pernah bantu mama aku masak.”
“Ah yang bener? Badan kamu bau bawang gini, berarti suka bantu mama kamu masak kan?”
Nah, teks di atas termasuk contoh teks anekdot, lho. Apa sih sebenarnya pengertian teks anekdot itu? Yuk, lihat pengertian teks anekdot dan contoh teks anekdot beserta strukturnya agar kamu lebih paham.
Pengertian Teks Anekdot
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Selain bersifat lucu dan menghibur, teks anekdot biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari mengenai orang penting atau terkenal yang merepresentasikan kejadian sebenarnya.
Jadi, teks anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata.
Salah satu contoh cerita anekdot singkat yang berupa gambar atau karikatur. (Sumber: deweezz.com)
Bedanya Teks Anekdot dengan Teks Humor
Nah, di artikel sebelumnya kamu sudah mengetahui cara menganalisis sebuah teks anekdot dan mengidentifikasi perbedaan teks anekdot dengan humor. Yup, nggak semua cerita lucu merupakan teks anekdot, ya. Sederhananya, hal yang membedakan teks anekdot dan teks humor, yaitu teks anekdot bersumber dari kejadian nyata dan punya tujuan mengkritik.
Maka dari itu, kalau kamu menemukan sebuah cerita atau teks lucu, coba dilihat secara teliti ya karena belum tentu teks atau cerita tersebut merupakan teks anekdot. Kamu bisa lihat beberapa perbedaan teks anekdot dengan teks humor pada infografik berikut:
Baca Juga: Kenalan dengan Teks Anekdot beserta Ciri-Ciri, Tujuan & Contohnya, Yuk!
Sudah tahu belum, di Aplikasi belajar Ruangguru, ada fitur Drill Soal yang berisi kumpulan contoh soal latihan beserta pembahasannya, loh. Pas banget kan buat mempersiapkan diri kamu dalam menghadapi ujian nanti. Yuk, klik banner di bawah ini untuk coba fitur Drill Soal!
Struktur Teks Anekdot
Struktur teks anekdot setidaknya terdiri atas lima bagian, yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut masing-masing penjelasan lengkapnya:
Merupakan bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks.
Merupakan awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).
Merupakan puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter.
Merupakan respon atau reaksi yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.
Merupakan bagian penutup teks yang berisi amanat/kritik.
Oke deh, sekarang kamu sudah tahu kan pengertian teks anekdot, perbedaannya dengan humor, serta struktur teksnya. Sekarang, lanjut yuk kita lihat contoh-contoh teks anekdot berikut ini.
Beberapa contoh teks anekdot singkat, contoh teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari, serta contoh teks anekdot sindiran yang dapat kamu jadikan referensi untuk lebih memahami tentang teks anekdot beserta strukturnya, antara lain: